Rumah tersebut beralamat di Jalan Sam Ratulangi, RT 08 Lingkungan 02 Kelurahan Penengahan, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung.

Tempat itu dikenal dengan nama Rumah Singgah Peduli Cabang Lampung dengan slogan "We Care, We Do, We Share".

Para pasien yang tinggal di rumah ini merupakan pasien yang sedang menunggu jadwal seperti checkup ataupun terapi di beberapa rumah sakit yang ada di wilayah Bandar Lampung, seperti Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM), Rumah Sakit Bintang Amin, dan lainnya.

Ketika melongok ke dalam rumah singgah tersebut akan merasakan layaknya rumah hunian biasa dan terasa nyaman dengan beragam fasilitas mulai kamar tidur, kamar mandi, dapur lengkap peralatan masak, dan tempat jemuran pakaian.

• Dengan Kondisi Memprihatinkan, Dua Bocah yang Ditinggal Ayah Ibu Itu Dibawa ke Rumah Singgah

Fasilitas pendukung lainnya mulai dari mesin cuci, kulkas, televisi, bahkan hingga CCTV sebagai perlindungan keamanan.

Terdapat juga dua unit mobil ambulance yang disediakan untuk antar jemput pasien yang mengalami keadaan darurat.

Wagirin (32), asal Desa Limus, Kecamatan Pematang Sawah, Tanggamus, mengaku sudah tinggal di Rumah Singgah selama enam hari.

"Ya dari hari Selasa (19/2) lalu tinggal di sini soalnya mau pulang sangat jauh. Jalan mau menuju ke kampung terputus karena harus naik perahu dari pantai Kota Agung dan harus menempuh selama tiga jam untuk sampai ke rumah," tuturnya.

Wagirin mengalami luka bakar akibat terkena setrum pada bagian lengan sebelah kanannya saat di rumah orangtuanya.

Ia mengaku sudah sebanyak tiga kali menjalani operasi di Rumah Sakit Bintang Amin.

"Sekarang ini lagi nunggu jadwal terapi dan keputusan dokter besok untuk jadwalnya," katanya.

Oleh karenanya, ia sudah jauh-jauh hari datang ke Bandar Lampung dan memanfaatkan fasilitas layanan Rumah Singgah Peduli Cabang Lampung.

"Ya kita kan kurang mampu makanya kita tinggal di sini. Dan Alhamdulillah terbantu sekali karena fasilitas kan lengkap dan tidak dipungut biaya untuk tinggal di sini," paparnya.

Pendamping pasien, Wayan Suanda (53), warga Rumbia, Lampung Tengah, menuturkan, dirinya sengaja mampir untuk bermalam di Rumah Singgah karena mengantarkan anak ketiganya, Nyoman Ayu Nuryani (11), yang mengalami kelainan darah yang sudah berjalan lima tahun.

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur akan menggencarkan pendataan bagi warga dalam rangka memastikan semua program penanggulangan kemiskinan dapat secara efektif menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Kota Jakarta Timur.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Timur, Fredy Setiawan saat memimpin Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Tingkat Kota Administrasi Jakarta Timur Tahun 2022 di Ruang Pola Lantai II Blok A Kantor Walikota Jakarta Timur, Selasa (19/7/2022).

“Ini rapat perdana forum koordinasi untuk penanggulangan kemiskinan kota Jakarta Timur satu basis data rujukan utama dari masing-masing Lurah dan Camat melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial, sehingga nantinya dapat tepat sasaran dan dalam bantuan yang diberikan dan pemberdayaan peningkatan kesejahteraan,” katanya.

Dijelaskan Fredy berdasarakan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Jakarta Timur bahwa warga miskin di Jakarta Timur telah mengalami peningkatan 2.600 hingga mencapai 125.000 orang. Hal ini menjadi tantangan bersama dalam menggecarkan pengendalian warga miskin dengan berbagi pemberdayaan dan bantuan sesuai tepat sasaran.

“Dari data terpadu DTKS ini nantinya akan menjadi bagi para Lurah untuk dilakukan FGD (Focus Group Discussion) untuk dijadikan pertimbangan bersama para UKPD dan disimpulkan sebagai pengendalian dan usulan dari berbagai pemberdayaan yang tepat sasaran, sehingga angka kemiskinan di Jakarta Timur dapat meminimalisir tiap tahunya,” pungkasnya. (AJ)